Wednesday, October 31, 2012

rumah masa lalu

Sedikit - kemungkinan - gambaran sebuah keluarga. Dulu ayah wanita ini termasuk seorang muda yang sukses dalam karirnya. Di usia yang belum 40 tahun mendapatkan serangan jantung pertamanya. Dan kita bisa tebak apa kita-kira masalah emosionalnya dari serangan jantungnya. Keinginan untuk membuat anaknya sukses seperti dirinya membuatnya memutuskan untuk menetap di Amerika dan menyekolahkan anak-anaknya di sana. Saya bisa merasakan bahwa ayahnya banyak memberikan doktrin-doktrin "kamu harus" atau "kamu jangan" kepada anaknya demi kesuksesan hidup mereka. Nasehat orang tua terkadang tidak selalu dipandang positif oleh seorang anak dan nasehat orang tua dipandangnya sebagai sesuatu yang mempermalukannya, lalu hal tersebut membuat mereka merasa rendah diri (ini salah satu bentuk dari rasa malu yang beracun). Sedangkan ibunya, adalah wanita yang tampil baik di depan orang tapi di belakang berlaku sebaliknya. 

Rasa malu yang beracun y
ang tercipta dari situasi hubungan di dalam keluarganya memaksanya untuk membuat perlindungan bagi egonya yang merasa rendah. Budaya dan lingkungan kerja di tempatnya bekerja semakin memperkuat usahanya untuk melindungi egonya. Ia harus tampil seolah-olah percaya diri, mampu, sempurna, dan berhasil (sebagaimana keinginan ayahnya). Maka 2 situasi di dalam hidupnya (lingkungan keluarga dan lingkungan kerja) menjadikan ia seorang perfeksionis.

Sesuatu yang sama, menarik hal yang sama pula. Wanita ini kemudian menikah dengan seorang pria yang mirip dengan dirinya. Ia seorang yang membawa rasa malu yang beracun dan perfeksionis. Dua karakter/masa lalu yang bersatu. Dapatkah Anda bayangkan dua orang yang rendah diri dan melindungi dirinya dengan perfeksionis bersama-sama menjalani hidup bersama?

Mereka cukup sukses dalam karir mereka masing-masing. Dalam kehidupan sehari-hari, usaha-usaha mereka selalu bertumpu pada "saya yang terbaik." Mereka menciptakan gambaran diri yang salah (false self). Maka, agar mereka dipandang sebagai yang terbaik, mereka menggunakan berbagai cara, termasuk menyalahkan orang lain untuk menutupi kelemahan dirinya. Satu hal yang mereka hindari adalah jangan sampai mereka kelihatan lemah, tidak mampu atau dipandang rendah. Mereka memenuhi hidup mereka dengan membuat tembok-tembok pelindung yang menutupi kelemahan diri mereka yang dihasilkan dari rumah masa lalu.

Love Yourself!

Supriyatno
Founder PTSG