Thursday, March 14, 2013

Jangan Pernah Koyakkan Tudung Ilahimu












"Terserah apa kata dunia
tak kan goyahkan cintaku padaMu
Tak peduli kata dunia
Tak kan goyahkan imanku padaMu
Dunia boleh berkata tidak
Tapi kan ku katakan ya untukMu
Karna satu hal yang kutau
Karna satu hal yang kupercaya



Reff:
Bapaku tak melihat rupa
Tak memandang harta
Dan semua yang tlah kupunya
Yang Dia ingin tau
Isi hatiku
Bapa selidiki hatiku"


kira-kira beginilah lirik lagu yg dinyanyikan oleh Stefano Sanjaya yg berjudul "Bapa selidiki Hatiku".
Entah sudah berapa kali lagu dari youtube ini kuputar. Jujur aku menangis, ketika kudengar lirik kalimat terakhir yg berbunyi "Bapa selidiki hatiku". Aku menangis seperti Petrus menangis ketika ia ditanya untuk yang ketiga kalinya oleh Tuhan Yesus sendiri.... "apakah engkau fileo kepadaKU, wahai petrus...". dan dengan terisak petrus pun menjawab untuk yang ketiga kalinya.. "ya Yesus... aku tak bisa agape pada Engkau,,.. tapi aku fileo kepadaMU..." . dan pesan terakhirNYA "gembalakanlah domba-dombaKU".

Jujur sakit rasanya ketika "standart kesempurnaan"  menurut seorang perfeksionis sudah dilakukan, tapi ia tidak mendapatkan apa yg menjadi haknya. ketika penghargaan, pengakuan, bahkan kata terima kasih pun tak keluar baginya. terluka, terabaikan, kedinginan, sendiri, tertolak.

seorang yang dianggap sebagai teman tiba-tiba kini seolah menjadi lawan.
seorang yang dianggap sebagai pengayom harus bergesekan demikian hebatnya.
seorang yang sepertinya jahat justru ada dan membela, lebih dari seorang sahabat.
seorang yang sepertinya sangat bijaksana, justru memperkeruh keadaan dngn komentar yg seharusnya tidak perlu.

"jangan pernah koyakkan Tudungmu. Jangan pernah robek payungmu ketika hari hujan dan IA sedang mengadakan pesta. Jangan sampai gaunmu basah karena engkau merobek payungmu sendiri dan membuatmu dipermalukan di dpn smua tamu undanganNYA karena gaunmu yg basah kuyub. Bila payungmu terlalu kecil, dan tidak cukup untuk menjagai tubuhmu dari hujan, jadilah fleksibel... Bila payungmu koyak, tamballah... tambal dari luar, dan bukan dari dalam.. itu tandanya kau harus rela kehujanan agar payungmu dapat dipakai lagi agar dpt menjagamu selama dalam perjalanan jauh ini.  "

Betapa hati Daud begitu gentar ketika ia memotong jumbai jubah Saul. Tak ia sentuh nyawa orang yg diurapi Tuhan itu. Bapa mertuanya sendiri, Bapa sahabat karibnya, Rajanya.. orang yg dikasihinya...yang berjuang mati-matian untuk membunuhnya...

Jangan pernah kau robek tudungmu. Jangan pernah kau robek payungmu.. atau engkau akan kehujanan, kedinginan dan dipermalukan didepan smua undangan. PestaNYA sedang berlangsung dan IA sedang menguji hati dan mengembalikan hak kesulunganNYA bagi anak-anakNYA yang didapati setia dan berhak memperoleh hak itu.

...Bapa selidiki hatiku...

No comments: