Wednesday, October 31, 2012

kumpulan tulisan membangun

Anda pergi dari satu hubungan ke hubungan yang lain hanya untuk mendapati orang-orang yang Anda temui adalah orang-orang yang sama, yang kasar dan mengabaikan Anda, atau orang yang lemah, atau orang yang hanya ingin memanfaatkan Anda. Tetapi Anda terus saja mencari dan juga terus merasa kecewa mendapatkan tipe pasangan yang sama. 

Pertanyaan yang perlu Anda renungkan adalah mengapa Anda selalu bertemu dengan tipe orang yang sama, yang hanya membuat kecewa diri Anda? 

Sekeras apa pun Anda berusaha untuk mendapatkan pasangan yang sesuai dengan harapan Anda, Anda tidak akan mendapatkannya selama isu-isu masa kecil Anda dengan orang tua tidak pernah diselesaikan. Di dalam diri Anda membawa masalah yang belum diselesaikan dan Anda sekarang mencoba menyelesaikannya dengan pasangan hidup Anda, atau pasangan yang Anda cari.


BENCI TAPI CINTA

Logikanya, orang yang disakiti cintanya akan layu dan memilih pergi dari orang itu, betul? Tetapi sering logika tidak berjalan. Jika Anda sering disakiti oleh pasangan (pacar atau pasangan hidup) tetapi Anda masih bilang cinta padanya dan tetap bertahan dengan sakit Anda yang penting bisa bersama dia, Anda termasuk diantara orang-orang yang tidak berlaku bagi logika di atas. Cinta memang melumpuhkan logika. Tetapi cinta yang bagaimana dulu yang dapat melumpuhkan logika? 

PENYANGKALAN SEBAGAI PERTAHANAN DIRI

Mengakui kalau diri kita mendapatkan perlakuan buruk dari orang tua memang dapat mendatangkan rasa sakit hati yang dalam. Tapi di dalam dirinya ada konflik antara mengakui perbuatan buruk orang tuanya dengan penghormatan kepada sosok orang tua. Dan banyak nasehat pun mengatakan "Bagaimana pun dia orang tua yang telah....."
Mengakui kalau ada perbuatan orang tua yang menyakitkan hati anak tidak berarti menghapus perjuangan lain orang tua kepada anaknya. Dan karena dampaknya yang besar pada seorang anak - yang tidak disadari orang tua, mengakui perlukaan batin orang tua kepada anak memberitahukan kita bahwa apa pun keadaan kita nanti sebagai orang tua, kita harus berusaha untuk memperkecil perlakuan kita yang dapat menyakiti hati anak-anak. 

"Bagaimana pun orang tua....." dan berbagai pernyataan lainnya bisa dipakai oleh orang untuk memperkecil rasa sakit hati yang dirasakannya, yang oleh Robert Firestone disebut sebagai Denial and Fantasy Bond. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita mengatakan," Ya sudahlah..." Pernyataan itu tidak serta merta menghilangkan perasaan sakit hati, ia hanya diminimalisir dengan penyangkalan pada saat itu saja. Sakit hati sudah tergores dan akan terus tergores kembali lebih dalam ketika pikiran kita mengingatnya atau ketika orang tua melakukan perlakuan yang sama lagi. Tetapi kemudian kita menyangkalnya lagi.
Yang berbahaya dari keyakinan di atas adalah bahwa kita juga dapat melakukan hal yang sama kepada anak-anak KARENA kita sebagai orang tua, seperti yang orang tua lakukan kepada diri kita atau sebagaimana yang dinasehatkan orang lain kepada kita. Dan yang terjadi adalah pembenaran bila orang tua berhak untuk menyakiti hati anak karena mereka sebagai orang tua. 





TRAUMA KEHILANGAN


Trauma kehilangan terjadi bukan karena kehilangan orang yang kita cintai, tetapi lebih dari itu, kita merasa kehilangan masa depan, harapan, dan kebutuhan akan pemenuhan dari pasangan kita. Kita terlalu menggantungkan harapan pada orang lain. Kita melupakan bahwa kita sebenarnya mampu untuk memberikan itu semua bagi diri kita sendiri.





TOXIC MOTHER

"Jangan berani ngelawan sama gua. Lu pasti belajar dari temen-teman ya? Sama temen-temen takut, tapi sama gua berani. Udah jelek, bego lagi," Suara keras seorang ibu yang memarahi anak perempuannya yang baru 1 SMP. Sementara ayahnya di situ dan diam saja.

Seandainya semua ibu tahu apa dampak dari perendahan yang ia lakukan pada anaknya, maka ia tidak akan melakukan itu.





Kesalahan fatal seseorang menjadikan pasangannya
sebagai teman hidup adalah
ketika masih dalam masa pacaran
ia dengan alasan tertentu memaafkan pasangannya
untuk perilakunya yang kasar
yang dilakukannya berulang kali.

LOUISE L. HAY AFFIRMATION #1

----------------------------------------------------------------------------

"The gateways to wisdom and knowledge are always open to me."

----------------------------------------------------------------------------

Tidak ada orang yang tidak memiliki masalah. Ada sebagian orang yang membuka dirinya untuk mencari apa yang membuat diri hidup dalam banyak masalah. Banyak orang yang bertanya mengapa mereka lama terjebak di dalam pernikahan yang tidak membahagiakannya. Sebagian yang lain terbenam dalam rasa bersalah yang dalam dan tidak mampu menikmati hidup karena tidak sadar di dalam dirinya ada keyakinan tidak pantas untuk bahagia. Ada pula sebagian yang berjuang untuk mendapatkan orang yang ia butuhkan namun selalu terjatuh pada memilih orang yang salah yang memperlakukannya dengan buruk atau yang hanya memanfaatkan dirinya untuk kepentingan pribadi. Sebagian yang lain merasakan kepedihan dalam isolasi diri, merasa hidup sendiri dan tidak ada yang peduli. Dan sebagian yang lain terus berjuang untuk memaafkan orang tua yang ia benci karena memperlakukannya dengan buruk di masa kecil.

Kita semua membutuhkan kebijaksanaan dan pengetahuan untuk menyembuhkan diri kita. Beberapa orang sulit untuk mendapatkan kebijaksanaan dan pengetahuan karena mereka menutup diri untuk hal tersebut. Jika kita ingin menyembuhkan hidup kita, kita harus mau membuka diri masuknya kebijaksanaan dan pengetahuan yang Tuhan berikan melalui mereka yang telah diberi kebijaksanaan dan pengetahuan.





SITUASI TAK NYAMAN


Situasi tidak nyaman seperti kekerasan di tempat kerja dan kekerasan dalam rumah tangga, sering dikalahkan oleh rasa nyaman yang tercipta di dalam situasi tidak nyaman tersebut, sehingga menghambat seseorang untuk mengambil tindakan tegas bagi dirinya sendiri. Mereka berpikir apakah situasi yang baru akan memberikan kenyamanan yang sama dengan yang ia dapatkan saat ini.

Rasa nyaman ini juga sering melumpuhkan orang yang kualitas ibadahnya lebih banyak (banyak ibadah, doa, atau puasa) dengan membuat alasan-asalan seperti sabar, sudah digariskan, ada misi tertentu, lebih penting kehidupan akhirat,dll.

Kalau mau jujur pada diri sendiri, ketidaktegasan penghormatan pada diri sendiri terjadi karena kita mempunyai cara pandang yang merendahkan diri kita sendiri. Sementara Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberikan kita kemampuan untuk mengatasi setiap persoalan, kita ragu atau tidak percaya pada diri kita sendiri akan kemampuan kita dan kita menyalahkan
Tuhan karena menurut kita Dia tidak menolong kita.
<





Supriyatno
Founder PTSG & PT E-Counseling