Thursday, February 7, 2013

Penambahan Tuhan

pagi ini, setelah smua hal berlalu, hidupku mulai berjalan sebagaimana adanya. Kehidupan mulai tertata ulang.  Hidupku adalah menghidupi setiap hembusan nafasNya dan berjalan di jalanNya.

setelah ibuk meninggal, hidupku tak sama lagi. ada banyak hal yang kufikirkan dan Tuhan mulai tambah-tambahkan hikmat dan kedewasaan dalam hidupku. meskipun terseok-seok dan tak sempurna. selalu ada salah dan kurang di sana-sini dan tak maksimal, tapi Tuhan tutup segala kekuranganku dengan darahNya dan kembali menutup hidupku yg berlubang dngn lubang paku yg penuh darah itu.

dengan latar belakang seorang ayah dari GKJ (tradisional) dan ibu dari GIA (karismatik) aku tumbuh menjadi seorang anak yang mencari Tuhan dan ditangkap Tuhan dengan cara Tuhan sendiri. ayah dan ibuku menikah secara kristen di GIA dan diberkati dengan double blessings dari 2 orang pendeta yaitu dari GIA dan GKJ. seiring berjalannya waktu ibuku mengikuti kemana ayahku pergi dan mengabdi kepadanya dngn beribadah di GKJ meskipun ia adalah pengerja GIA. waktu berjalan dan aku bertumbuh dalam lingkungan kristen tradisional tanpa pernah mengerti bahwa ada greja lain yang saat beribadah boleh bertepuk tangan, sorak sorai dngn sukacita.

beranjak dewasa, aku kuliah di sekolah negeri dimana mayoritas beragama muslim. semula tak ingin kuliah di sana, tapi memang itulah yg diijinkan Tuhan agar aku berkuliah di tempat itu. dan aku digiring Tuhan untuk kost di sekitar kampus yang ternyata mayoritas anak kos di situ adalah kristiani dan hampir smua aktivis kristen. mulai diajak ikut KKR waktu itu KKR Gilbert Lumoindong, aku menangis, dan pertamakalinya aku menangis di KKR matahari lantai 6. aku melihat begitu banyak orang yg sorak sorai dan menyembah Tuhan. aku hanya terdiam dan melihat ke kanan ke kiri. yang ada di otakku hanya sebuah kekaguman, bahwa ternyata di luar greja kecilku ada sebuah dunia yg besar dngn kegerakan yg luar biasa. anak Tuhan yg cinta Tuhan haus dan mengejar Tuhan. dan saat itulah pertama kalinya aku berdoa meminta Tuhan tambahkan dalam hidupku kehausan dan kerinduan akan pencarian Tuhan.

mulai mengenal teman dan kakak kelas kristen yg mengenalkan arti lahir baru, babtis roh kudus, bahasa roh, pelepasan. kegerakan bersar terjadi di kampus sekitar tahun 1999. pulang dari kampus mendapat spirit baru dan merasa penuh dengan hikmat dan pengetahuan yang baru dan begitu meluap-luap, semua orang kuinjili termasuk bpk, ibuk, pendeta GKJ, orang di halte, teman kampus, smua kukabarkan bahwa Yesuslah Mesias, bahwa akulah dan doktrinku lah yang benar, dan kamu salah. mulai merasa di awan-awan dan merasa bahwa Tuhan mengangkat derajatku sangat tinggi. seorang yg berdosa dan semula memakai baju rohani compang-samping diambil Tuhan dan diberi pakaian rohani yang baru jubah yg maha indah, tapi karakter rohani jalanan yang belum terbentuk dan terasah. serang kanan dan kiri. tabrak kanan kiri yang penting menyampaikan misi dan visi Tuhan tanpa tau sebenarnya makna apa yg sedang kulakukan.

banyak benturan, dibilang sesat orang tuaku dan hampir diusir dari rumah, dan muncul kesombongan rohani dan merasa bahwa aliranku lah yang benar dan kamu smua salah... akulah yang benar...

day by day Tuhan membuatku tersungkur dan bertelut, bahwa iman tanpa pengetahuan dan penundukan diri/perubahan karakter maka hasilnya adalah nothing.

menikah dengan seorang katolik dan selalu mempertentangkan semua tentang tata cara peribadatan dan hal-hal pernik kecil tentang "agama" tentang tradisional dan karismatik. tentang tata cara yang dibuat manusia dan melupakan esensi utama yang diajarkan kristus "di atas segalanya adalah KASIH". bahasa roh bisa hilang dan smua hal bisa berlalu tapi KASIH itu tinggal tetap dalam hidup kita dan tak ada yg dapat memisahkan kasih kita dngn Yesus tanpa seijinNya.

kini aku mengerti, ujungnya adalah Kristus sendiri. sampai kapanpun agama tidak pernah menyelamatkan. tata cara peribadatan tidak pernah membuat kita bisa masuk surga. tapi iman kita terhadap Kristus, itu yang menyelamatkan, tak ada yg lain.

ketika aku berdoa dan memohon tuntunan Tuhan, apakah aku harus pindah katolik mengikuti suami sebagai pemimpin dalam hidupku. jawaban Tuhan sungguh membuat hatiku damai sejahtera, "nak, pergilah kemana engkau pergi karena kemanapun engkau pergi, AKU MENYERTAI ENGKAU dan MEMBERKATIMU". semula aku khawatir bila aku keluar dari jalur Tuhan, maka aku akan kehilangan smua berkatNya. aku takut aku kehilangan smua blessings dan anugerahNya akan dicopot dari hidupku. tapi Tuhan tau hatiku Ia mengerti kedalaman hatiku. biji harus mati dulu agar ketika ditanam ia akan tumbuh, subur dan berbuah lebat. itulah aku, ditanam dalam Tuhan itu adalah tertanam ke dalam tanah tersembunyi dalam lindungan Tuhan sendiri dan Tuhan akan memunculkan kebenaran itu sendiri seperti siang menerangi bumi. untuk memenangkan jiwa-jiwa dalam keluarga katolik, aku harus menjadi bagian di dalamnya.tidak mungkin ketika garam dicelupkan dalam sebuah masakan di kuali ia akan menggarami seluruh masakan itu bila garam itu tetap di dalam sebuah plastik tertutup. plastik itu harus dibuka dan garam itu harus hancur dan menjadi satu dngn masakan itu dan baru terasa seperti apa garam itu membuat rasa semakin sempurna.

kami berdua mulai ibadah kecil dengan berdoa tiap malam, tak ada 5 menit,tanpa memperdebatkan aku kristen dan kamu katolik, siapa Tuhanmu dan siapa Tuhanku, bagaimana cara ibadahmu dan ibadahku, tapi hanya ada 2 lutut yg bertelut bersekutu sehati meminta bersama, dan sebuah kesederhanaan hati, kami percaya di situ Tuhan hadir. dimana kesepakatan terjadi dan TUhan sebagai center kekuatan pusat dan utama maka mujizat  dan anugerah terjadi. bukan karena cara kita beribadah bukan dimana kita beribadah dan bukan dengan sebutan agama apapun, tapi jadikan Kristus sumber dan pokok utama dari segalanya, maka smua dalam kendali Tuhan, dan percayalah selalu ada hal baik dalam hidup.

No comments: