Saturday, January 5, 2013

Mandat Hidup - Mencoba Berdiri Teguh (2minggu setelah kepulangan ibuk tercinta)

Manusia diciptakan Tuhan dengan sebuah visi dan misi yang ditetapkan sejak awal ia dijadikan. demikian pula dengan hidupku. Semula aku tak pernah mengerti apa yg menjadi tujuan hidupku. apa mandat agung yang Ia beri dalam hidupku. tak ada rhema yang pasti. hanya ada sebuah petunjuk yang diwariskan sejak dari jaman ke jaman dan masa ke masa. apa yang tertulis dalam Alkitab pergi, kabarkan dan wartakan kabar baik ke seluruh negeri dan jadikan semua bangsa muridKu. hampir semua tokoh dalam Alkitab diperhadapkan pada situasi dan kondisi dimana mereka harus pergi dari tempat dimana ia berada dan keluar dari tempat yang biasa disebut dengan zona nyaman.sering kali itu membuatku dilema dan bertanya-tanya, mengapa tak pernah Tuhan ijinkan aku keluar dari kota semarang dan berkarya di tempat lain. tidak seperti kebanyakan tokoh besar di Alkitab yang selalu harus terpaksa keluar dari tempatnya yg nyaman dan menyebar ke kanan dan ke kiri.

hari-hari ini setelah 2 minggu sejak ditinggal ibuk pulang ke surga, hatiku menjadi sangat tidak tenang. begitu sedih, begitu kehilangan, begitu marah, dan sangat kecewa dengan smua yang terjadi. jujur, aku sendiri yang mengantarkan kepulangan ibuk ke surga. aku tau ada sebuah jaminan akan hidup yang kekal. tapi jujur dalam relung hati yang terdalam, aku sangat kehilangan. aku tidak pernah siap akan kehilangan seorang yang sangat aku kasihi.Dalam "kesempurnaanku" yang aku inginkan adalah membawanya pulang ke rumah dan merawatnya sendiri dan aku berfikir bahwa aku tau yang terbaik baginya.aku begitu marah pada Tuhan yang mengambil apa yang menjadi hak ku. aku menahan dan menawan ibuk selama mungkin ditengah deritanya demi egoku sendiri. aku berfikir ini wujud cintaku... menahannya lebih lama bersamaku...karena cintaku kepadanya..aku tak perduli dia menderita...tapi yang penting ia bersamakuuu karena aku "mencintainya"... kata "cinta" membutakan aku dan membuat seolah aku mencintainya dengan menginginkan dia ada bersamaku dalam "deritanya."

ibuk bukan sosok yang sempurna. aku sering bertengkar dengannya. dia pernah menganggap aku sesat, dan hampir setuju dngn bapak untuk mengusir aku keluar dari rumah saat awal aku mengenal dan tergila-gila dengan apa yang namanya "gereja karismatik". saat aku kecil, aku pernah dikejar malem-malem dan dibawakan sapu lidi mau dipukul ke tubuhku dan aku lari sampai semua orang keluar rumah dan melihat aku menangis dijewer, dan aku sudah lupa apa kesalahan yang aku perbuat. dia pernah tidak setuju aku berpacaran dengan seorang yang menjadi cinta pertamaku. dia memaksaku menikah di gereja yang menjadi sebuah kebanggaannya. dia pernah bertengkar hebat denganku bahkan jelang akhir hidupnya aku menuduhkan begitu banyak hal kepadanya karena aku mencoba menganalisa berbagai hal yg terjadi dlm hidupnya seolah aku mengerti semua kejadian dlm hidupnya padahal bahkan aku sendiri tak pernah tau kebenarannya. ibuk seorang yang terluka di masa lalunya, dan itu membuatnya takut kehilangan bpk dan menjadi sangat posesif. smua dia pegang dan ingin dikendalikan. ia benar-benar bukan seorang ibuk yang sempurna, tapi tiap kali aku marah dan kesal dengannya, aku selalu ingat betapa ia setia menemaniku. waktu aku kecil, gigiku tonggos dan tiap malam ia pijit gigiku sambil didoakan agar rapi. bahkan waktu gigiku dikawat pun ia tetap pijit gigiku. aku ingat betapa ia menceritakan semua luka hatinya setelah mbah putri meninggal dan mencoba tetap tegar dan memutuskan untuk menjadi seorang anak yang berbakti sampai akhir hayat mbah.dia selalu berusaha dekat dngn smua temanku bahkan kadang kupikir ia ingin memata-mataiku dan cocok sekali jadi agen spionase yg handal. ia selalu bangun pagi dan berusaha menyiapkan semua masakan dan matang saat suami dan anaknya bangun. ibuk selalu berusaha mencium memeluk dan memandangiku bahkan sampai aku umur 31tahun, tiap kali aku bobo disampingnya dan aku selalu berusaha membalikkan tubuhku karena tidak ingin dia melihatku dan ingin tau semua hal yang ada di otakku karena aku takut ia akan menyetir dan menghipnotisku. dia selalu ingin bercerita dan mendengar curhatku tapi beranjak dewasa aku selalu berulah dan seolah berkata dan menunjukkan bahwa aku sudah dewasa dan jangan pernah ikut campur dalam hidupku dan keputusan yang kuambil. yang ada diotakku saat itu hanya sebuah harapan yang ingin sekali terkabul secepatnya "kapan ia akan pergi dan meninggalkan aku!!!"

dan sekarang, harapanku benar-benar terjadi.. Ia meninggalkan aku selamanya. dan yang terjadi sekarang adalah aku selalu menangis saat sendirian dan tidak percaya aku tak bisa lagi menciumnya dan memeluknya. aku tidak tau apakah aku membencinya atau mencintainya. tapi yang jelas luka itu begitu menganga. aku tidak tau apakah aku begitu marah pada Tuhan yang mengambil apa yang menjadi milikku.

aku tau di sudut ruangan ini, Bapa diam dan menantiku agar aku berdiam dan mendengarkan penjelasanNya. tapi aku selalu berjuang dan berusaha menyibukkan diri dan berkata "jangan dekati aku karena Kau tak tau apa yang aku rasakan!"

dan siang ini di atas motor bututku, Ia berkata "AKU tau bagaimana rasanya kris... AKU pernah kehilangan seorang ANAK yang sangat AKU kasihi dan merelakanNYA remuk redam penuh luka dan disalibkan. AKU tau bagaimana rasanya kris... AKU tau... IBLIS menyiksa ANAKKU dengan sangat sebelum IA meninggal. AKU harus menyaksikan smua itu kris... dan AKU tidak dapat berbuat apa-apa saat melihatNYA sekarattt dan mati di kayu salib... AKU tidak dapat berbuat apa-apa kriss.. karena IA telah mengambil sebuah keputusan dan melepaskan smua hak kesulunganNYA untuk menurunkan derajatNYA agar smua manusia diselamatkan. AKU sama sepertimu saat melepas PUTRAKU yg KUkasihi.. AKU tak dapat berbuat apapun bagiNYA sama seperti saat kamu melihat ibumu sekarat dan meninggal... IA yang tak bersalah.. menanggung begitu besar derita yang dilakukan dunia karena kesalahan mereka dan AKU harus melihat smua itu.melihatNYA disakiti sedikit demi sedikit dan terbunuh perlahan. IBLIS begitu ingin melihat AKU bersedih dan berduka. IBLIS begitu ingin AKU terluka dan berharap AKU menghancurkan dunia dalam kemarahanKU. IBLIS ingin melihat kemarahanKU.. dan ingin AKU hilang sabar dan segera menghukum dunia agar ia mendapat banyak teman dalam gelap dan panasnya neraka. benar AKU terluka kris.. benar... dan AKU tidak bisa membohonginya.. dan kamu tau yang terjadi ketika ANAK yang KUkasihi meninggal, kegoncangan terjadi dan kegelapan menyelimuti bumi. AKU berduka kris.. AKU berduka.. jadi jangan pernah bentak AKU dan katakan AKU tak tau apa yang kamu rasakan. tapi ingatlah dalam kesabaranKU dan kesedihanKU, aku menahan amarahKU karena aku tau IA akan AKU bangkitkan kembali dari dunia orang mati agar semua manusia diselamatkan dan iblis tak lagi dapat tertawa karena smua tawanan hidup telah ditebus. AKU membawa pulang ibumu karena AKU sangat mengasihinya dan ia sudah menyelesaikan smuanya dngn baik. AKU melihat penderitaannya sama seperti penderitaan PUTRAKU. ia menanggung salibnya. dan ia menyelesaikan semua dengan baik. kamu telah melakukan semua tugasmu dengan baik dan menyelesaikan satu tugasmu di bumi yang sebenarnya adalah amanat agung yang KUberikan kepadamu sejak kamu dilahirkan. yaitu mengantarnya kembali pulang kepadaKU dalam hidup kekal yang berkemenangan. dan kamu tau apa yang selanjutnya harus kamu lakukan dan ada satu tugas yang kamu tau apa itu karena Roh Kudus telah memberitahumu dan itu juga harus dituntaskan. keputusan ada di tanganmu. pilihan ada di tanganmu. tetap dalam kemarahanmu kepadaKU atau melanjutkan apa yg menjadi tugasmu mendatang. semua ada di hadapanmu dan AKU tidak akan memaksamu mengambil sebuah keputusan."

Benar, apa yang IA katakan. mencoba bangkit, tidak lah mudah. berkata semua baik-baik saja tidak menyelesaikan masalah. benar aku terluka. benar aku tersakiti. benar aku kehilangan, bahkan sangat.. tapi ketika seseorang benar-benar mencintai dan mengasihi seseorang, maka ia rela melakukan apapun demi "kebahagiaan" orang yg dikasihinya.bila ibuk pulang dan tidak menderita lagi dan itu adalah yang terbaik baginya, aku yang "mencintainya" merelakannya pergi. tapi sampai kapanpun, sebuah kenangan tak akan pernah hilang selama Tuhan mengijinkan aku mengenangnya.



No comments: