5.9.2013
Ajaib Engkau Tuhan, penyertaanMU sempurna bagi orang yang mencari dan menantikan Engkau dan berharap penuh kepadaMU dan melakukan apa yang Engkau mau.
Seperti beberapa tulisan yang sudah saya buat beberapa saat yang lalu mengenai kekristenan dan perpindahan saya menjadi seorang katolik. Pada tanggal 6 September 2013 saya menerima sakramen babtis dimana saya akan menjadi seorang katolik. keputusan yang saya buat ini berdasar rhema yang kuat di hati saya. bahwa Tuhan akan menyertai dan memberkati kemanapun saya pergi. Rhema yang kuat itu semakin diteguhkan saat tanggal 5 September saya datang ke Holy Stadium dan mengikuti ibadah di sana.
tanggal 4 September, Yahudi memasuki tahun yang baru yang biasa disebut dengan Rosh Hasanah. Tahun ini adalah tahun Ayin Daleth ( 5774)
Ayin : mata Tuhan
Daleth : angka 4, berarti pintu. bentuk dari daleth itu sendiri adalah seperti angka tujuh (potongan pintu, seperti tudung dan sandaran)
Bagi saya secara pribadi, ketika saya mengetahui bahwa tanggal babtis saya adalah tepat 2 hari setelah Rosh Hasanah (tahun Baru Yahudi), saya merasa terheran-heran. dan sebelum saya dibabtis (tanggal 6 Sept), Tuhan mengijinkan saya untuk semakin diteguhkan kembali untuk mengambil langkah dan ternyata tanggal 5 September di Holy Stadium ada ibadah perayaan Ayin Daleth dan saya ikut datang dlm acara tersebut.
Pada akhir acara perayaan tersebut, kami ditumpangi tangan oleh tim Pastoral Gereja, memasukkan persembahan terbaik di awal Tahun, dan memasuki 7 gerbang (hineni, karakter, penuaian, Hati Bapa, karunia, kemulyaan, lawatan). Awal sebelum memasuki 7 Gerbang, saya ditumpangi tangan dan diberkati oleh Pak Thomas (Tim pastoral, pemimpin TSOA/IMPACT dan tangan kanan pak Agung sendiri), kemudian setelah itu saya memasukkan persembahan awal tahun yang Tuhan minta saya persembahkan yaitu 10$sing (terdiri dari 5 buah uang 2 dolar) yang kesemuanya memiliki arti angka Mengutamakan Tuhan dan mengosongkan diri, berjalan dalam anugerah Tuhan dan keintiman Ilahi. Setelah itu saya meminta untuk didoakan oleh bpk Stevanus (tim pastoral dan penterjemah). beliau berkata biarlah memasuki tahun yang baru semakin diberkati Tuhan, masuk dalam pintu anugerah Tuhan sendiri. Setelah itu saya didoakan oleh pak Sugi (beliau juga masuk dlm tim pastoral) dan beliau berkata biarlah malam ini menjadi akhir pencarian dan pengembaraan hidup saya. Biarlah saya hanya berfokus kepada Tuhan saja dan bukan yang lain dan berjalan dalam Tudung Tuhan sendiri. dan yang terakhir saya dioakan oleh Ps. Herold Gingerich. beliau berkata meminta berkat Tuhan dalam hidupku dan keluargaku.
Dengan blessings ke-4 hamba Tuhan tersebut, membuat saya semakin kuat. 4 hamba Tuhan sama seperti arti daleth sendiri yang berarti angka 4 dan berbentuk seperti pintu dan seperti tudung. dapat diartikan bahwa ini waktunya ke4 pintu dari segala penjuru dibuka dalam hidup saya dan ini saatnya saya masuk dalam Tudung Tuhan secara total dan bersandar penuh kepadaNya dan bukan kepada manusia. bahkan semua mereka yang mendoakan saya adalah 4 hamba Tuhan yang memiliki karunia Kebapa-an. seperti bahwa Tuhan Allah Bapa sendiri yang memberi blessing dan memberkati langkah saya memasuki awal babak baru dalam hidup saya.
Sama seperti Daniel dalam goa singa dan dapur perapian. masalah bisa timbul dimanapun tetapi bukankah Tuhan sendiri yg ada di dalam doa singa itu dan Ia menutup mulut singa itu. Bahkan ketika dalam api perapian maka Api Kemulyaan Tuhan sendiri menudungi daniel sehingga api perapian itu tidak dapat membakarnya hidup-hidup... Begitupun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan sendiri ada ketika masalah terjadi dlm hidup kita. Jangan takut dan khawatir krn Tuhan akan membimbing dan menopang hidup kita.
Jangan pernah sesali setiap hal yang terjadi dalam hidup kita. karena semua Tuhan ijinkan terjadi sebagai proses pencarian Tuhan dan pengenalan akan Dia. Proses pendewasaan dan proses hidup yang tak akan pernah berakhir. Mari kita masuki new era dimana kita menggelar karpet merah membawa jiwa-jiwa bagi Tuhan sehingga ketika Tuhan datang kedua kalinya kita didapati setia dan beroleh hidup kekal bersama Dia. Tidak lah mudah menjadi karpet merah (lebih tepatnya sebagai keset/ tempat untuk orang lain lewat dan dibersihkan kakinya) tidak mudah untuk merelakan hati kita dikikis dan dibentuk oleh Tuhan sendiri. tapi percayalah bahwa Tuhan menakar setiap apa yg telah kita lakukan untuk Dia dan kemulyaanNya. biarlah Tuhan sendiri yang memberikan dan mengulurkan tongkat otoritas itu dalam hidup kita sehingga kita diubahkan sendiri oleh Dia..
Tuhan memberkati.
Amin
No comments:
Post a Comment