Sunday, August 25, 2013

Dasar Yang Teguh

"Tuhan, ibuku sudah pulang ke rumah BapaMu yang di surga. Bila sebentar lagi bapaku yg di bumi ini pun akan pulang, kemanakah aku harus berjemaat? Tidak jelas aku ini  masuk dlm jemaat siapa. di GKJ sudah tidak diakui, di GKKD sudah tidak diakui, di GIA  pun hanya tercatat secara tulisan dan administratif saja, di JKI Injil Kerajaan pun tidak diakui krn aku ga bisa 8x masuk terus ber-MK, di greja Katolik pun ga jelas, dan aku ga mau berjemaat di sana krn hampir smua orang katolik "yg kukenal" munafik dan tidak benar-benar mencariMu.mereka hanya pandai berujar dan sok rohani tapi dalamnya pun sama saja busuknya dengan aku. aku capek dan lelah berseteru. aku capek Tuhan. berilah aku petunjukMu biar aku mengerti apa yang harus aku buat"

"Kris, mengapa bimbang hatimu,.. mengapa susah hatimu.. jangan khawatir dan jangan takut,.. kemanapun engkau pergi, Aku ada bersama denganmu dan Aku memberkatimu.. "

"Tuhan,... aku tidak mau bila aku hanya akan membuatMu sedih. aku tidak ingin hanya mengejar berkatMu dan tidak bisa menyenangkan hatiMU. aku mau melakukan apa yg menyukakan hatiMu. berpindah-pindah bukanlah hal yang aku inginkan. kapan aku akan sampai di ujung pencarianku dan melabuhkan hatiku yang penat ini ya Tuhanku.."

"garam hanya akan tetap menjadi garam bila ia tidak dicampurkan dalam kuah sayur. gula hanya tetap akan menjadi gula bila ia tidak dicampur dalam segelas air minum."

Perjumpaan dan pengenalan kita secara pribadi dengan Tuhan, itulah dasar yang kuat untuk membuat sebuah keputusan. betulkah se-simple itu?? melekat kuat pada pokok Anggur yg Benar, tidaklah semudah yang dibayangkan. 7 bulan masa pengujian, mengikuti pelajaran Katolik dan mengajukan berbagai pertanyaan mendasar yang menjadi polemik mengapa terjadinya perpecahan dalam gereja. seketika harus meredam gejolak hati untuk membantai sang pengajar, tidak berlagak sok tau dan harus bertindak sebagai gelas kosong yang tidak berjuang untuk mempertentangkan pendapat yang berbeda dan tidak berdebat. tidak mengutamakan egoisme pribadi dan mempertahankan kebanggaan pribadi. berjuang serupa seperti Kristus yang mengosongkan diriNya menurunkan derajatNya menjadi serupa dengan anak manusia. seiring berjalannya waktu, mengucap syukur untuk setiap bentukan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupku. ketika semua orang katolik mengecewakan dan tidak ada yang membuatku untuk bertahan memeluk agama itu, hanya Tuhan dan pengalaman perjumpaan Pribadi dengan Kristus lah yang membuat segala masalah hilang dan memperkuat dasar/ fondasi yang Tuhan bangun dalam hidupku.

Mengetahui sejarah gereja, perkembangannya, mengerti mengapa terjadi perpecahan, mengapa ada berbagai denominasi dan smua pertanyaan mendasar mengapa terjadi perbedaan, membuatku semakin tertanam dengan kokoh. gereja dan ajaran gereja sangatlah penting krn kita harus mengikuti smua aturan yang ada. tapi pengenalan akan Tuhan-lah yang menjadi dasar dan membuat kita mengerti mengapa kita harus mentaati aturan itu. dan pengenalan akan Tuhan lah yang membuat kita bisa membedakan apakah itu aturan untuk menyenangkan hati Tuhan semata, atau hanya untuk mencuri kemulyaan Tuhan. dan memilah mana aturan yang harus diikuti dan mana yang tidak. semua kembali pada pengenalan kita akan Tuhan semata. Tidak ada yang bisa memisahkan kasih Tuhan pada kita dan tidak ada yang bisa mengambil kasih karunia yang sudah Tuhan beri kecuali Tuhan sendiri yang mencabutnya.

Pada mulanya semua sama.
"Sepeninggal Yesus, kepemimpinan orang Kristen diteruskan berdasarkan penunjukan Petrus oleh Yesus. Setelah Petrus meninggal kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang dipimpin oleh uskup Roma. Pengakuan iman mereka menyebutkan kepercayaan akan Allah Tritunggal yang Mahakudus, yakni Bapa, Anak (Yesus Kristus), Roh kudus, Gereja yang satu, kudus, katolik, apostolik; pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal."

Terjadi perpecahan
"Gereja mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu upaya untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama pada tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat Kristen yang bidaah. 

Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen tetap bertahan. Pada abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekezaman prajurit perang salib menjadi sejarah kelam Kristen yang hingga kini masih banyak disesali. Perang Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam.bertujuan merebut kembali kota suci Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen sebagai tujuan ziarah saat itu

Penyelewengan gereja Katolik
Saat itu, banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan di dalam Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak langsung mencoreng nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin terpengaruh untuk mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng dari ajaran dasar Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di dalam Gereja menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan banyak umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes serta menuntut pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu cara mendatangkan pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci kepada semua orang.

Puncak dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan jual beli surat indulgensia. Praktik ini sendiri sesungguhnya bertentangan dengan ajaran iman Gereja Katolik. Martin Luther, seorang rahib, memutuskan untuk melakukan pembaharuan dengan melakukan pemberontakan terhadap Gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil di Wittenberg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan membangun gereja tandingan baru. 

Perbaikan dan reformasi yang dilakukan oleh gereja katolik
Sedangkan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik, berusaha melakukan pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada para klerus, terutama dalam kepatuhan penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup dalam Gereja berkurang dan tidak menjadi-jadi. Konsili Trente merupakan konsili yang diadakan sebagai reaksi dari reformasi Martin Luther, di mana reformasi Martin Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai tindakan yang memperparah kondisi kekristenan. Dalam Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik dipertegas (termasuk kanonisasi terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi berbagai macam penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.

Banyaknya aliran dan denominasi
Ketika Martin Luther menerjemahkan Kitab Suci menjadi bahasa Jerman, pengikut-pengikutnya mulai memiliki pandangan yang berbeda-beda akan Kitab Suci tersebut, lalu terjadilah pertentangan penafsiran antara umat satu dengan yang lain, salah satu kasusnya adalah pertentangan antara denominasi protestan reformed-nya Zwingli dan denominasi anabaptis, reformed-nya Calvinis dengan Arminian, dan masih banyak lagi. Inilah yang membuat agama Kristen Protestan sekarang banyak terbagi-bagi lagi menjadi denominasi-denominasi lagi.

Mengapa orang katolik tidak mengutamakan khotbah yang panjang dan jarang sekali membawa kitab suci ke greja. 
"tahun 1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci terjangkau bagi semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan tujuan untuk menekan bidaah yang merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber kotbah."

Keberbedaan yang seharusnya menyatu dan tidak pernah ada
Agama Kristen termasuk banyak tradisi agama yang bervariasi berdasarkan budaya, dan juga kepercayaan dan aliran yang jumlahnya ribuan. Selama dua milenium, Kekristenan telah berkembang menjadi tiga cabang utama:
Selain itu ada pula berbagai gerakan baru seperti Bala KeselamatanGereja Masehi Advent Hari KetujuhMormonSaksi-Saksi Yehuwa, serta berbagai aliran yang muncul pada akhir abad ke-19 maupun abad ke-20, dll.

Bersatulah gereja-gereja Tuhan di akhir jaman
Banyak denominasi Gereja kini menyadari bahwa perpecahan itu justru menyimpang dari pesan Yesus yang mendoakan kesatuan di antara para pengikutnya.
"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
 
— Injil Yohanes 17:20-21
Doa ini kemudian menjadi dasar dari gerakan ekumenisme yang dimulai pada awal abad ke-20.


Inti dari semua ini adalah :
jangan biarkan kekecewaan menghancurkan dan menggerogoti hidup kita. Smua adalah pilihan hidup kita. Smua manusia mengecewakan. hanya Tuhan tempat sandaran kita. jangan andalkan manusia krn mereka smua mengecewakan. Martin Luther membuat smua kembali ke jalurnya yang benar, tapi tidak seharusnya ia membuat gereja tandingan dan tunduk pada otoritas Ilahi dan tidak mementingkan egoisme dan kemarahannya. karena setelah Martin melakukan pemberontakan besar, maka gereja katolik melakukan perbaikan dan pembenahan diri.  Efesus 4:15-16 "tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran dalam kasih kita bertumbuh dalam segala hal, ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala, daripadaNyalah seluruh tubuh-yg rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota-menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih" Mari Gereja Tuhan di akhir jaman, bersatulah bahu membahu dan saling menopang satu dengan yang lain. 

Amen.


Note: sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Kekristenan

No comments: