Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke
langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan
memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada
orang banyak. (lukas 9 : 16)
Suatu hari saya menghadapi masalah dalam pekerjaan. Masalah tersebut
berkaitan dengan ide yang harus selalu baru dalam pembelajaran di
sekolah. Teman saya tahu kegalauan saya, dan mengajak refreshing ke
sebuah kebun teh. Kami duduk di sebuah resto yang nyaman dan dapat
memandang pegunungan.Tiba-tiba teman saya mengambil apel yang ia bawa
dari dalam tas dan menaruhnya di atas meja. Lalu ia meminta saya
membungkukkan badan dan menaruh kepala saya tepat di depan apel
tersebut. Lalu Ia bertanya “Bisakah kau liat gunung besar itu ketika
matamu melihat apel kecil ini?” Tentu saja saya gelengkan kepala.
Kemudian ia menyuruh saya mengangkat apel itu dengan tangan saya sejauh
dua jengkal dan meminta saya memandang gunung tersebut. “Sekarang
bisakah kau lihat gunung itu?” Walaupun saya berusaha menutupi gunung
tersebut, tetap saja gunung itu terlihat lebih besar dari apel.
Manusia
sama seperti ilustrasi buah apel di atas. Buah apel yang hanya sebesar
genggaman tangan-Nya. Kita tidak memiliki kekuatan apapun. Tapi Tuhan
tidak memandang betapa kecilnya kita. Tuhan melihat dari sudut pandang
yang berbeda. Ia melihat potensi besar yang kita miliki. Tuhan tidak
menginginkan kita selalu fokus pada kelemahan kita dan terpuruk dalam
sebuah kegagalan sehingga kita mengasihani diri sendiri secara
berlebihan. Yang Ia inginkan adalah kita terus menggali potensi yang ada
dalam diri kita. Tuhan mengangkat kita menjadi partner-Nya. Membawa
misi besar dalam dunia ini. Menjadi garam dan terang bagi dunia ini.
Sebagai partner-Nya pasti Tuhan memperlengkapi kita dengan begitu banyak
talenta. Yang kita perlukan adalah terus gali potensi diri, temukan dan
kembangkan itu bagi kemulyaan Tuhan. Tuhan adalah Tuhan yang kreatif
yang saat terdesak pun Ia menciptakan sebuah mujizat yang kreatif yang
mengubah 5 roti dan 2 ikan menjadi berlimpah. Begitu pula kita. Bersama
Tuhan kita dapat mengubah kemustahilan menjadi sebuah hal yang luar
biasa bagi kemuliaan-Nya.
Kita hidup di zaman
akhir. Masa dimana kita akan melihat penggenapan setiap janji Tuhan.
Kita harus memiliki mental yang kuat dan pantang menyerah karena Iblis
pasti akan berusaha menghalangi kita untuk mencapai garis akhir.
Masalah pasti akan selalu ada, tetapi sudah tidak ada waktu lagi untuk
meratapi dan terlalu mengasihani diri sendiri. Kita harus merubah cara
pandang kita, optimis seperti cara Kristus memandang. Tuhan ingin agar
setiap kita mencapai takdir Ilahi yang sudah Tuhan tetapkan dalam hidup
kita dan hidup berkemenangan.
BERSAMA TUHAN MARI LAKUKAN PERKARA BESAR
No comments:
Post a Comment