Friday, December 19, 2014

CARA PANDANG YANG BENAR

Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. (lukas 9 : 16)

Suatu hari saya menghadapi masalah dalam pekerjaan. Masalah tersebut berkaitan dengan ide yang harus selalu baru dalam pembelajaran di sekolah. Teman saya tahu kegalauan saya, dan mengajak refreshing ke sebuah kebun teh. Kami duduk di sebuah resto yang nyaman dan dapat memandang pegunungan.Tiba-tiba teman saya mengambil apel yang ia bawa dari dalam tas dan menaruhnya di atas meja. Lalu ia meminta saya membungkukkan badan dan menaruh kepala saya tepat di depan apel tersebut. Lalu Ia bertanya “Bisakah kau liat gunung besar itu ketika matamu melihat apel kecil ini?” Tentu saja saya gelengkan kepala. Kemudian ia menyuruh saya mengangkat apel itu dengan tangan saya sejauh dua jengkal dan meminta saya memandang gunung tersebut. “Sekarang bisakah kau lihat gunung itu?” Walaupun saya berusaha menutupi gunung tersebut, tetap saja gunung itu terlihat lebih besar dari apel.

Manusia sama seperti ilustrasi buah apel di atas. Buah apel yang hanya sebesar genggaman tangan-Nya. Kita tidak memiliki kekuatan apapun. Tapi Tuhan tidak memandang betapa kecilnya kita. Tuhan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Ia melihat potensi besar yang kita miliki. Tuhan tidak menginginkan kita selalu fokus pada kelemahan kita dan terpuruk dalam sebuah kegagalan sehingga kita mengasihani diri sendiri secara berlebihan. Yang Ia inginkan adalah kita terus menggali potensi yang ada dalam diri kita. Tuhan mengangkat kita menjadi partner-Nya. Membawa misi besar dalam dunia ini. Menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Sebagai partner-Nya pasti Tuhan memperlengkapi kita dengan begitu banyak talenta. Yang kita perlukan adalah terus gali potensi diri, temukan dan kembangkan itu bagi kemulyaan Tuhan. Tuhan adalah Tuhan yang kreatif yang saat terdesak pun Ia menciptakan sebuah mujizat yang kreatif yang mengubah 5 roti dan 2 ikan menjadi berlimpah. Begitu pula kita. Bersama Tuhan kita dapat mengubah kemustahilan menjadi sebuah hal yang luar biasa bagi kemuliaan-Nya.

Kita hidup di zaman akhir. Masa dimana kita akan melihat penggenapan setiap janji Tuhan. Kita harus memiliki mental yang kuat dan pantang menyerah karena Iblis pasti akan berusaha menghalangi kita untuk mencapai garis akhir. Masalah pasti akan selalu ada, tetapi sudah tidak ada waktu lagi untuk meratapi dan terlalu mengasihani diri sendiri. Kita harus merubah cara pandang kita, optimis seperti cara Kristus memandang. Tuhan ingin agar setiap kita mencapai takdir Ilahi yang sudah Tuhan tetapkan dalam hidup kita dan hidup berkemenangan.

BERSAMA TUHAN MARI LAKUKAN PERKARA BESAR

No comments: