Monday, January 9, 2012

dikasihi dalam ketidaksempurnaan

kisah ini ditulis tanggal 26 Desember 2011

seorang teman dari Timor mengatakan saya adalah seorang yang memiliki citarasa diskripsi yang baik. bahkan cenderung satu tingkat diatas rata-rata (red-bhs anak sekarang--> lebay). didukung dengan sedikit sifat perfeksionis, berhasil membuai para pembaca.tapi kali ini, meski terlambat sehari, saya ingin mencoba mendiskripsikan makna natal versi saya tanpa bumbu kata-kata yg bersifat 'lebih'. 

hari ini (tepatnya kemarin siang), saya melihat sebuah pemandangan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. pemandangan ini memaksa saya mencerna dengan hati.

sejak kecil saya selalu ditempatkan pada posisi yg menuntut sebuah kesempurnaan. sedangkan saya sangat mengerti sebagai manusia biasa, saya sangat jauh dari sempurna. situasi ini membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang labil dan tidak pernah dapat mengambil keputusan dengan tegas. pribadi yang ingin mencari 'aman' saja dan selalu berjuang keras untuk menjadi manusia sempurna "agar dapat dikasihi"  bahkan menuntut diri saya menjadi seorang super. Tapi apa yang terjadi, justru yang sebaliknya. menjadi sebuah kebanggaan semu yang tidak pernah sempurna.


Siang ini (tepatnya kemarin siang), saya memenuhi sebuah undangan makan siang dari seorang sahabat. beliau adalah seorang malaikat penolong yang entah kenapa saya selalu menganggapnya sebagai seorang musuh. hanya karena saya belum bisa berdamai denganNya. Saya selalu memandang dengan kacamata hitam dan selalu membiarkan semua terlihat samar.

Dari beliau lah saya mengerti apa makna natal yang sejati. mungkin bagi anda makna natal adalah tentang memberi dan diberi. tapi bagi saya makna natal adalah dikasihi dalam ketidaksempurnaan. tidak perlu cantik agar dikasihi. tidak perlu sempurna agar dikasihi. tidak perlu sebuah usaha agar dikasihi. jadilah dirimu sendiri dan apa adanya.

Tuhan Yesus datang dalam ketidaksempurnaanNya. Ia lahir di palungan, tinggal dalam sebuah keluarga sederhana. Ayahnya hanyalah seorang tukang kayu. Bahkan saat Ia meninggal pun Ia disalibkan diantara para perompak. Bagi kebanyakan orang akan berfikir, Ia bisa membuat banyak mujizat bagi orang lain, bahkan membangkitkan orang mati. tapi apa yang Ia lakukan untuk diriNya sendiri? Mengapa Ia sendiri memilih untuk berdiam diri dan meninggal dengan cara yang tidak terhormat, di kayu salib. Dengan luka dan sayatan yang dengan mudah saya gambarkan dengan kata-kata, tapi penderitaanNya tidak mungkin sanggup dipikul oleh manusia lain di muka bumi ini. Dan bak dongeng, pada hari yang ke-3 Ia bangkit dari antara orang mati dan memilih meninggalkan kita dan naik ke Surga.

Mungkin bagi kebanyakan orang akan berfikir konyol. Masakan kita yang hidup di zaman instan dan modern harus mempercayai sebuah tulisan dari buku kuno yang sepertinya terlalu usang untuk dibaca. melakukan ritual-ritual yang terkesan 'berbeda' dan mengikuti tradisi sebuah bangsa yang terkadang kita berusaha mengingkari kebangsaan itu ada dalam darah kita, karena secara jasmani kita berasal dari sebuah bangsa di ujung bumi. tapi toh tetap kita ikuti.

Sebenarnya sangat mudah untuk mempercayai kisah perjalanan Yesus dan meneladani kasihNya yang nyata bagi kita. tapi saya berfikir seandainya apa yang terjadi tidak seperti apa yang tertulis saat ini, apakah saya tetap memilih untuk mengasihiNya dalam ketidaksempurnaanNya? bila ternyata Ia benar-benar meninggal dan tidak pernah bangkit lagi. bila ternyata sepertinya apa yang saya percayai sia-sia. apakah sikap yang saya ambil?? apakah saya akan bersikap sama seperti murid-muridNya yang bahkan setelah kematianNya, para murid memutuskan untuk kembali mencari ikan. tidak ada harapan apapun.  ataukah saya akan memiliki iman seperti Daniel yang 'siap' terpanggang dalam perapian, bila ternyata YHWH tidak menolongnya?? apakah saya akan memiliki iman itu??

seperti Yesus memilih mengasihi saya yang tidak sempurna, saya pun akan memilih mengasihiNya dalam ketidaksempurnaanNya. karena sebenarnya dalam ketidaksempurnaanNya, Ia menanggung setiap ketidaksempurnaan saya sehingga saya cantik menurut pandanganNya.

-selamat Natal, Tuhan memberkati-

No comments: