Sunday, November 11, 2012

pembunuh berdarah dingin

"Kris, aku lebih kejam dari seorang pembunuh berdarah dingin."
kupeluk sahabatku itu. ia yang tak sanggup lagi menahan tangisnya. meledaklah seluruh isi hatinya. aku bahkan tak dapat berkata apapun untuk menghibur dia. hanya sebuah pelukan dan sepasang telinga yang siap mendengar setiap keluh kesahnya. 

"kris, betul aku menikahinya tanpa cinta, tapi sekarang, setelah aku berjuang sekuat tenagaku untuk dapat mengasihinya, sekarang aku teramat sangat mencintainya, kris.. tapi apa yang telah aku lakukan... aku lebih kejam dari seorang pembunuh berdarah dingin kriss...tiap kali aku melihatnya dan berdekatan dengannya, aku telah membunuhnya..!!!"

kembali pecah tangisnya. tak dapat aku menghentikan tiap tetesan airmatanya yang mengalir deras bak air bah itu..

"karena kebodohanku, setahun yang lalu aku kembali berhubungan dengan mantan pacarku yg mengidap HIV dan kebodohanku karena rasa tak puas di ranjang dan rasa kecewaku karena suami yg aku nikahi tanpa cinta itu, dia yg bahkan tak dapat memuaskan nafsuku itu membuatku terperosok dalam pelukan mantan pacarku dan membuatku bercinta dngnnya. walaupun dengan kondom, aku tau peluang tertular HIV sangat besar... betapa bodohnya aku kriss!!!"

"aku memberitahukan perselingkuhanku itu pada suamiku itu dan ia memaafkan aku kris.. dengan berbesar hati ia memaafkan aku, dan ia tetap mau bercinta denganku. dan menganggap itu bukan lagi masalah... ia tak takut tertular karena ia mencintaiku. karena ia tau sebagian besar itu karena kesalahannya tidak dapat membahagiakan aku bahkan saat di ranjang."

"tapi taukah kamu perasaanku kini menuduhku bahwa aku lebih dari seorang pembunuh.. ketika suamiku berkata, aku memaafkan kebodohanmu, tapi tidak memaafkan tindakanmu... dengan kata lain ia memaafkan tindakanku bercinta dngn pria lain krn rasa tidak puas di ranjang, tapi ia tak memaafkan tindakanku yg juga membahayakan nyawanya dan mungkin sekarang aku sudah tertular dan aku membunuhnya perlahan..." 

"Kris!!! aku tak tahan lagiii...apa yang harus kubuatt...?? haruskah aku test HIV agar jiwaku tenang setelah tau hasilnya?? bagaimana menurutmu?? perlukah aku melakukannya??bahkan suamiku melarang aku untuk test HIV agar tidak stress..bagaimana menurutmu.. apa yg harus aku buat kriss...???"

lidahku tercekat. bahkan tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun.. seolah bumi ini runtuh dan aku ikut terkubur didalamnya. 

"Sa, aku bukan Yesus yang memiliki jawaban atas setiap pergumulan hidupmu. Tapi yang aku tau, Tuhan ingin engkau melanjutkan hidupmu, melangkah ke depan dan jangan pernah menoleh ke belakang. Hidup dan mati seseorang adalah misteri. Hanya Ia yg tau kapan kita akan pulang dan dengan cara seperti apa kelak kita pulang. bisa jadi setelah kau berbincang denganku, beberapa menit kemudian salah satu dari kita pulang ke rumah Bapa.. semua misteri, Sa... semua hanya misteriNya.. yang aku tau suamimu sangat mencintaimu, jadi mulai sekarang belajarlah mencintai dia sekuat tenaga dan belajarlah setia. engkau tau betapa ia rela diperlakukan sekeji itu olehmu, karena ia sangat mencintaimu dan ingin kamu hidup bahagia dengannya... dan dengan kejadian ini kamu tau betapa besar cintanya kepadamu. Ia rela menggadaikan nyawanya untukmu. Smua ia perjuangkan demi cintanya kepadamu... kamu tidak tau di luar sana banyak pria yang tidak mencintai istrinya yang mungkin menyediakan semua hartanya tapi tidak dengan hati dan nyawanya sendiri.. beruntunglah engkau mendapatkan seorang suami yang mencintaimu setulus hatinya... dan kamu,.. skarang, .. pulanglah, rawatlah tubuhmu, bahagiakan suami dan keluargamu, pelayanan yang terpenting adalah keluarga.. ketika keluargamu solid, maka Tuhan akan mengaruniakan kepadamu kekuatan extra untukmu dapat melayani orang-orang di sekelilingmu.. berhentilah menangis.. hidup lebih berharga dibanding hanya dengan sebuah tangisan... melangkahlah maju dan jangan pernah kembali kesini..."


-Hidup tak pernah menjadi sangat mudah, hidup penuh dengan pilihan, dan terkadang kita salah memilih jalan dan membuat kita berputar-putar dalam lingkaran setan yang tak berujung... tapi satu yang pasti Ia senantiasa menunggu kita kembali kepadaNya, dan siap sedia memutuskan setiap belenggu yang mengikat kita.. -

No comments: