Tuesday, June 11, 2013

Ia memberi pada yang dicintaiNya pada waktu tidur

11 juni 2013
Mazmur 127 : 1-5

Hari Sabtu kemarin, sekolah kami ada pengumuman kelulusan siswa kelas 6. Ada beberapa kejadian yang menggelitik hati saya ketika melihat kejadian ini. anak-anak dikumpulkan menjadi satu duduk di bawah, dan orang tuanya duduk di kursi terpisah. lalu kami ada kebaktian, lalu tibalah saatnya untuk pengumuman kelulusan. tiap anak mendapat satu amplop coklat, dan siapa yg sudah menerimanya, dia harus menuju ke tempat orang tuanya. amplop baru boleh dibuka bersama-sama. mereka sangat ketakutan. ada beberapa dari mereka yang menangis. terutama anak-anak yang merasa bahwa nilai mereka dibawah dan tidak pandai. bahkan ada seorang ibu pendeta yang anaknya sekolah di tempat kami. Ibu ini sampai ketakutan dan bilang ijin ingin membuka amplop nya di kamar mandi karena malu kalau misal nilai anaknya ini jelek.waktu akan membuka kertas itu, ibu ini menyuruh anaknya yg membuka amplopnya dan ibu ini yg berdoa. si anak juga sangat sedih. tapi ketika dibuka bersama-sama, apa yang terjadi,.. di kertas itu tertulis LULUS dan nilai nya matematika 90, nilai Bahasa Indonesia 80, IPA 90. ibunya langsung menangis dan berkaca-kaca. si anak tak percaya sampai menangis juga. Ia merasa tak percaya dngn hasil yang dia terima.

dari kisah ini, saya ingin mengatakan bahwa, setiap kita mempunyai rapor di hadapan Tuhan, apakah nilai kita bagus di hadapanNya, hanya Tuhan yang berhak memberi penilaian. Amsal 21:2 Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati. Tuhan mengerti apa yang ada di hati manusia. Mungkin di hadapan Tuhan kita ini nilai rapor nya di bawah batas ketuntasan. tapi Tuhan katrol nilai kita.

hari ini, saya mengalami hari yang sangat berat. sebagai seorang guru, saya harus membuat penilaian bagi siswa, dan hari ini saya baru sembuh dari sakit. saya merasa masih belum terlalu kuat untuk masuk kerja tapi karena saya bertanggung jawab, maka saya masuk dan mengerjakan segala hal yang harus saya selesaikan. dan saya mendapat teguran dari pemimpin saya dengan nada bicara yang keras dan tidak mengenakkan. saya ingin marah dan kesal sekali. tiap kali saya kesal, biasanya saya telpon suami saya dan dia akan mendengar keluhan saya. dan kali ini saya belum telpon suami saya, tiba-tiba saya mendapat beberapa pesan masuk dari saudara seiman yang entah mengapa tiba-tiba dia menegur saya juga sangat keras. hari ini saya gagal dalam memelihara damai dalam hati saya. jujur saya kalah. saya mencoba terapi haleluya tarik nafas dalam-dalam juga ga sembuh. sampai akhirnya entah kenapa tiba-tiba telpon saya berdering dan ternyata suami saya telpon. saya menangis sejadi-jadinya di UKS dan saya bilang saya ga kuat. lalu suami saya hanya diam dan bilang ga usah nangis, udah.. cuci muka, selesaikan masalah dengan kepala jernih. lalu saya menyelesaikan tugas saya yang lain dan selesai tuntas.

yang ingin saya katakan, bahwa hidup saya adalah anugerah. semata-mata hanya anugerah. Tuhan sangat mengenal saya. saya bukan seorang yang suci, tapi Tuhan sangat mengenal saya. seperti ayat Mazmur 127 : 2, saya merasa saya bukan seorang yang mati-matian kerja. tapi saya melakukan semua mengalir seperti apa yang Tuhan mau. dan berkat itu mengalir karena Tuhan memberi pada orang yang dicintaiNya pada waktu ia tidur. hidup saya benar-benar anugerah Tuhan. dan Tuhan mengasihi saya dengan laur biasa. betapa buruknya saya, betapa kotornya saya, betapa tidak layaknya saya di hadapan manusia, tapi Tuhan memandang 'hati' yang murni.

Lukas 7 : 36 -50
dikisahkan betapa Tuhan sangat menghargai hati yang hancur di hadapan Tuhan. kita bisa bayangkan seorang pelacur adalah seorang yang dijauhi oleh banyak orang dan tersisih. bahkan sampai saat ini kita pun menganggap miring. dan wanita ini memberanikan diri, mempermalukan dirinya dengan mengakui di hadapan banyak orang semua dosanya,  demi sebuah pengampunan dari Tuhan. seperti seorang yang sakit kusta yang harus berkata di hadapan banyak orang dengan berteriak 'najis'... tapi Tuhan Yesus menjamah dan mentahirkan hidupnya.

Intinya adalah, Tuhan Allah yang mengasihi dan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan saat kita ini terlalu jauh dan memberi berkat bahkan pada waktu kita sedang tidur..

amin

2 comments:

Unknown said...

Terima kasih! Tuhan berkati :)

Unknown said...

Terima kasih! Tuhan berkati :)