Thursday, August 15, 2013

God is Simple

15.08.2013

Besok tanggal 6 September 2013, saya akan dibabtis secara katolik. Ini adalah kesekian kalinya saya menerima babtisan. Waktu saya berusia 8 tahun, saya telah menerima Babtis percik ketika saya bergereja di sebuah greja kristen tradisional (notabene, menurut gereja karismatik, ini bukan babtis tapi penyerahan anak/bayi pada Kristus dan Gereja). setelah beranjak dewasa, dan berusia 24 tahun, saya menerima kembali sebuah Babtisan 'babtis selam' di sebuah gereja kristen karismatik. dan besok tanggal 6 september, kembali saya akan menerima sebuah babtisan katolik (tapi dikatakan babtis sebagai sebuah sakramen 'penerimaan sakramen babtis'), dan ketika saya menerima babtisan ini, maka secara otomatis saya akan berpindah haluan dari seorang Kristen menjadi Katolik. Wow.. ini adalah hal yang sungguh tidak bisa diterima oleh akal sehat. Babtisan hanya dilakukan sekali seumur hidup. tapi mengapa saya melewati proses ini dan Tuhan mengijinkan saya melalui proses hidup yang sangat tidak lazim ini. Jujur, saat ini saya mengalami pergulatan hebat dalam batin saya. Untuk mengerti dan memahami apa maksud Tuhan dan apa yg ingin Tuhan singkapkan dalam pikiran dan otak saya yang terlalu mini ini.

Mari kita buka dan baca bersama-sama dalam Efesus 4 : 1-16
Di perikop tersebut sangat jelas menekankan pada kesatuan jemaat dan karunia berbeda-beda. Pengenalan akan Tuhan yang semakin dalam, membawa kita mengarah pada sebuah kedewasaan iman. semakin dewasa iman kita, maka semakin simple kita berfikir. Saya adalah seorang perfeksionis sejati. dalam sebuah pooling di internet, jelas sekali bahwa hasil yang saya peroleh setelah saya mengisi beberapa pertanyaan mendasar, sangat jelas hasilnya bahwa saya adalah 98% seorang perfeksionis sejati. bahkan terkadang, tak jarang saya menjadi seorang pecundang sejati karena saya tidak ingin melakukan apa pun hanya karena sebagai seorang perfeksionis saya takut gagal, tapi justru dengan tidak melangkah dan menunda melakukan apapun, justru membuat saya menjadi seorang pecundang. saya mudah menilai segala sesuatu menurut pola pikir saya sendri dan cenderung memilih untuk memegang teguh pendapat saya yang menurut saya bener padahal tak jarang justu itu salah total, atau bahasa kerennya 'ngeyelan'. tapi semakin saya beranjak dewasa rohani, saya semakin mengerti bahwa Tuhan tidak serumit apa yang saya pikirkan. God is simple.

Bisakah saudara bayangkan betapa hebatnya Tuhan hingga Ia dapat menciptakan seluruh isi dunia ini dengan sebuah keseimbangan yang luar biasa. inti atom, inti bumi, udara, keseimbangan setiap zat sehingga tidak berlebihan dan ketika udara yang kita hidup ini tidak meledak saat kita hirup. smua seimbang. bahkan dalam struktur mahluk hidup terkecil seperti amoeba dan plankton Tuhan pun menciptakan seimbang dan sempurna. mata rantai kehidupan makan dimakan. smua seimbang. tapi dalam keseimbangan dan kesempurnaannya itu Tuhan itu memilih menjadi simple dan mengosongkan diriNya menjadi serupa dengan manusia. Ia memilih untuk menjadi sesosok Yesus yang sangat simple.

baik kristen, katolik maupun agama manapun selalu menekankan dan mengatakan bahwa agamanya lah yang terbaik. propaganda, iming-iming dan smua iklan yang ditawarkan selalu mengatakan bahwa 'pilihlah aku, .. karena aku begini begitu begini begitu..'

sejauh yang saya tau dan saya rasakan saat saya menjadi seorang kristen, ada beberapa hal positif dan negatif yang bisa saya ambil di lingkungan sekeliling saya. tapi dari begitu banyak sisi positif, selalu yg terlihat adalah semua hal negatif (oleh nila setitik rusak susu sebelanga) orang kristen begitu mudahnya membuat sebuah gereja baru ketika mereka merasa tidak nyaman atau kecewa. seperti label yang ada 'kristen protestan' terlalu sering protes tapi dalam protesnya itu, mereka ga lebih baik dari yang diprotes. begitu banyak orang kristen yang melakukan pelayanan misi jangkau jiwa tapi tak jarang terselip keinginan diri adalah demi egoisme dan popularitas semata. sedangkan dalam katolik, mereka sangat tunduk pada otoritas dan tunduk pada satu ajaran gereja yang berpusat di Roma, tapi tak jarang mereka hanya sekedar melakukan sebuah rutinitas yang bahkan mereka pun ga ngerti apa itu. mekera tunduk pada otoritas tapi ga pernah ngerti apa arti yang sedang mereka lakukan. dan sebenarnya siapakah otoritas tertinggi itu?? paga gereja atau pada Kristus? terlalu rumit dan prosedural. yang bahkan para malaikat pun ga bisa memenuhi aturan yang dibuat.

mengapa saya begitu fulgar mengatakannya?? well, that's the truth. itu yang saya rasakan dan alami. tapi saya bersyukur saya mengalami proses ini, saya mengerti begitu banyak macam ragam manusia dan mengerti begitu banyak aturan yang dibuat. aturan manusia yang sepertinya sangat sakral dan ga boleh dilanggar krn kalo dilanggar hukumannya lebih berat dari hukuman kalau kita melanggar kitab suci manapun.

diatas semua keruwetan yang ada di dunia ini, saya mengucap syukur, karena saya punya Tuhan yang sangat simple. karena saya bukanlah seorang yang hebat yang kebal akan dosa. diantara semua orang berdosa sayalah yang paling berdosa, dan bersyukur karena karunia dan anugerahNya makin nyata saya rasakan.

yang terpenting bukanlah mengubah apa yang ada di luar, tapi mengubah apa yang ada di dalam hati kita.
yang terpenting adalah "cara pandang kita terhadap sesuatu." cara pandang kita terhadap sesuatu, itulah yang akan menentukan arah kemana kita akan pulang nanti. ke surga atau ke neraka. cara kita menilai sesuatu dan cara kita "mengimani" sesuatu itulah yang menentukan kemana arah kita nantinya. oleh karena itu kita hanya perlu satu hal yang sangat hakiki yaitu "menempel pada pokok anggur yang benar". karena ketika kita keluar dari jalur Tuhan, maka sudah bisa dipastikan kita akan dipotong dan mati.  dekat Allah dan biarkan Tuhan yang menuntun arah jalan kita. seperti dalam mazmur 32:8 (Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yg harus kau tempuh, Aku hendak memberi nasihat, MataKu tertuju kepadamu)

dalam Efesus 4 :7 "tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus". Tuhan sudah memberikan semuanya sesuai ukuran kapasitas tiap individu. bahkan dengan sesuatu yang simple "iman sebesar biji sesawi" maka gunung pun dapat berpindah. tapi apa yang simple itu susah untuk dilakukan. iman yang sederhana seperti seorang anak kecil.

seharusnya, akhir segala sesuatu itu adalah untuk Kristus, seperti dalam Efesus 4:15-16 "tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran dalam kasih kita bertumbuh dalam segala hal, ke arah Dia, Kristus yang adalah Kepala, daripadaNyalah seluruh tubuh-yg rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota-menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih"

akhirnya saya tutup dengan membaca
Yohanes 14:26 "tetapi penghibur yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKU, dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu"

oleh karena itu saudara-saudara, jadilah kita dewasa seperti dalam efesus 4 :14, sehingga tidak ada yg dapat mengombang-ambingkan iman percaya kita kepada Kristus. dan jadilah simple. coz God is simple.

Gbu.

No comments: